Sabtu, 10 Oktober 2015

GUNUNG GEDE PANGRANGO
Gunung Gede-Pangrango adalah gunung api yang terletak di tiga kabupaten yakni Cianjur, Bogor dan Sukabumi, provinsi Jawa Barat. Gunung ini adalah gunung besar yang sebenarnya adalah dua gunung yang saling berdekatan atau bisa dibilang menyatu, oleh sebab itu dinamakan Gunung Gede-Pangrango. Yakni gabungan antara gunung Gede dan gunung Pangrango. Gunung api ini menjadi salah satu gunung favorit para pendaki dan menjadi destinasi banyak wisatawan dari seluruh Indonesia terutama pulau Jawa. Hal tersebut dimaklumi karena gunung Gede Pangrango merupakan Taman Nasional yang isinya adalah wisata alam yang sangat indah dan memiliki kekayaan alam dilindungi ditambah lagi lokasinya yang dekat dengan kota-kota besar di Jawa Barat seperti Bandung, Jakarta.
Pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) setiap tahunnya bisa didatangi hingga 50ribu wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan dari luar negeri. Dengan luas 22.851,03 hektar, kawasan Taman Nasional ini ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan, hanya berjarak 2 jam (100 km) dari Jakarta. Di dalam kawasan hutan TNGGP, dapat ditemukan “si pohon raksasa” Rasamala, “si pemburu serangga” atau kantong semar (Nephentes spp); berjenis-jenis anggrek hutan, dan bahkan ada beberapa jenis tumbuhan yang belum dikenal namanya secara ilmiah, seperti jamur yang bercahaya. Di samping keunikan tumbuhannya, kawasan TNGGP juga merupakan habitat dari berbagai jenis satwa liar, seperti kepik raksasa, sejenis kumbang, lebih dari 100 jenis mamalia seperti Kijang, Pelanduk, Anjing hutan, Macan tutul, Sigung, dll, serta 250 jenis burung. Kawasan ini juga merupakan habitat Owa Jawa, Surili dan Lutung dan Elang Jawa yang populasinya hampir mendekati punah.


Di TNGGP ini selalu ramai pada weekend. Wisata Cibodas dan Kebun Raya Cibodas ikut menyumbang keramaian pada setiap weekendnya. Pendakian Gunung Gede Pangrango dibatasi setiap harinya 600 quota. Dan setiap tahun diberlakukan buka tutup pendakian. Biasanya pada musim hujan selama beberapa bulan pendakian ditutup. Untuk selengkapnya mengenai pendakian bisa dicek melalui website resmi TNGGP di http://gedepangrango.org
JALUR PENDAKIAN
Gunung Gede Pangrango secara administratif, berada di 3 kabupaten (Bogor, Cianjur dan Sukabumi) Propinsi Jawa Barat. Gunung Gede memiliki ketinggian 2.958 mdpl (meter di atas permukaan laut) sedangkan Gunung Pangrango memiliki ketinggian 3.019 mdpl. Jalur pendakian Gunung Gede-Pangrango paling populer ada tiga yakni: Jalur Cibodas, Jalur Gunung Putri, dan Jalur Selabintana.
GUNUNG GEDE (2.958 mdpl)
Gunung Gede memiliki keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari formasi-formasi hutan submontana, montana, subalpin; serta ekosistem danau, rawa, dan savana. Gunung Gede terkenal kaya akan berbagai jenis burung yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di Pulau Jawa. Beberapa jenis di antaranya merupakan burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan celepuk jawa (Otus angelinae). Gunung Gede memiliki puncak bernama
GUNUNG PANGRANGO (3.019 mdpl)
Gunung Pangrango adalah gunung tertinggi kedua di Jawa Barat setelah Gunung Ciremai. Puncaknya yang terkanal dinamakan Mandalawangi.
TRANSPORTASI
Jalur Pendakian Cibodas= mudah sekali kok, tinggal menuju lokasi Kebun raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat. Pokoknya sudah sejalur dengan pintu masuk pendakian gunung Gede-Pangrangi Cibodas. Akomodasi dari Jakarta: bisa menggunakan bus jurusan Jakarta-Bandung, lanjut angkutan umum menuju Cibodas, turun di Kebun Raya Cibodas.
Jalur Pendakian Gunung Putri= sama seperti di atas. Akomodasi, naik angkutan umum turun di Pasar Cipanas, lanjut menuju Gunung Putri
Jalur Pendakian Selabintana= dari terminal Sukabumi, lanjut menuju Pondok Halimun (PH) bisa dengan carter mobil atau angkutan umum.
GALERI PENDAKIAN GUNUNG GEDE PANGRANGO
 Diorama Gunung Gede Pangrango









 Jalan via jalur Cibodas. Karena masuk dalam kawasan Taman Nasional dan dijadikan tempat wisata maka dibuatlah jalan yang nyaman
  1. puncak lawu
  2. Puncak rinjani
  3. Puncak slamet
  4. Puncak semeru
  5. Puncak bromo
  6. Puncak Merbabu
  7. Puncak Kerinci
 Telaga Biru

 Air terjun Cibeureum

 Air Panas

 Tanjakan Setan jalur Cibodas

 Vegetasi yang rimbun di Puncak Gede

 Kawah puncak Gunung Gede

Lembah Mandalawangi Pangrango (puncaknya) Lembah Mandalawangi Pangrango (puncaknya)

 Puncak Gunung Pangrango

puncak gunung gede pangrango Sunrise pagi di puncak Pangrango
TIPS PENDAKIAN
  1. Pilihlah hari yang bagus untuk mendaki, usahakan jangan waktu hujan
  2. Latihan fisik seminggu sebelum hari H
  3. Persiapkan tim dan perlengkapan yang akan dibawa . Jangan lupa bawa sesuatu misal benda kesayangan atau tulisan untuk seseorang supaya bisa foto bareng saat di puncak
  4. Tim yang solid adalah 5-8 orang. Jika sedikit usahakan 3 orang (1 orang harus sudah pernah naik gunung)
  5. Jangan sepelekan keselamatan. Pakai sandal atau sepatu gunung dan jaket gunung. Bawa makanan dan air secukupnya jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak. Yang paling penting jangan melanggar peraturan dan jangan buang sampah di gunung
  6. Untuk pendakian Gede-Pangrango kita bisa naik pagi atau malam. Jika pagi bagusnya pukul 10-13. Jika malam 6-7
  7. Dirikan tenda di tempat yang datar dan usahakan diselimuti pohon atau semak supaya tidak terkena angin gunung langsung
  8. Jika ada anggota kelompok yang tidak bisa melanjutkan perjalanan sebaiknya ditemani. Atau jika sakit parah langsung beritahu dengan kelompok lain.
INFORMASI GUNUNG GEDE PANGRANGO
Nama: Gunung Gede dan Gunung Pangrango
Ketinggian: Gunung Gede (2.958 mdpl), Gunung Pangrango (3.019 mdpl)
Lokasi: Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Letusan terakhir:
Pengelola: Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)
Alamat: Jl. Raya Cibodas, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat 43253, Indonesia
Telp/fax : +62 263 512776
Tel/Fax: +62-263-519415 [booking]
Email: info@gedepangrango.org [office] | booking@gedepangrango.org [booking]
Facebook :
Yotube :
Website: http://gedepangrango.org
TARIF LENGKAP: cek di sini
Spot alam: alun-alun/sabana, kawah, air panas, air terjun, telaga
Sumber air: telga biru, air panas, alun-alun surya kencana
Flora: 68 spesies tumbuhan pegunungan, 870 spesies tumbuhan berbunga dan 150 spesies paku-pakuan,
Fauna:
Owa jawa (Hylobates moloch), lutung surili (Presbytis comata), anjing ajag (Cuon alpinus), macan tutul (Panthera pardus), biul slentek Melogale orientalis, sejenis celurut gunung Crocidura orientalis, kelelawar Glischropus javanus dan Otomops formosus, sejenis bajing terbang Hylopetes bartelsi, dua jenis tikus Kadarsanomys sodyi dan Pithecheir melanurus. Beberapa jenis burung. Monyet kra (Macaca fascicularis), lutung budeng (Trachypithecus auratus), teledu sigung (Mydaus javanensis), tupai akar (Tupaia glis), tupai kekes (T. javanica), tikus babi (Hylomys suillus), jelarang hitam (Ratufa bicolor), bajing-tanah bergaris-tiga (Lariscus insignis), pelanduk jawa (Tragulus javanicus) dan lain-lain
KERJASAMA INSTANSI
Cagar Biosfer Cibodas
Program Adopsi Pohon
Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol
Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa
Suaka Elang, Pusat Pendidikan dan Konservasi Elang
Kondisi: udara dingin, kabut, bebatuan, sabana, sumber air
WISATA:
  • Telaga Biru: Danau kecil yang selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.
  • Air terjun Cibeureum: Air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 50 meter. Lokasinya sekitar 2km dari pintu masuk Gunung Gede-Pangrango Cibodas
  • Air Panas: Air panas ini adalah air dari aliran gunung Gede Pangrango. Letakknya di tengah perjalanan naik sekitar 5km perjalanan saat mendaki Gunung Gede Pangrango.
  • Kandang Batu dan Kandang Badak: Lokasi berkemah atau camping hanya saja lokasinya tinggi hampir sampai puncak Gunung Gede
  • Alun-alun Suryakencana: Alun-alun pada pendakian
Kawah: G. Gede (Kawah Ratu, Kawah Wadon, Kawah Lanang, dan Kawah Baru),
Puncak: G. Gede (puncak Gede ), G. Pangrango (Mandalawangi)
Jalur pendakian:
  • Jalur Cibodas
  • Jalur Gunung Putri
  • Jalur Selabintana
Mitos: mitosnya Gunung Gede Pangrango adalah tempat bersemayamnya Eyang Suryakencana (Anak dari penguasa Cianjur yang menikah denga seorang jin perempuan). Eyang Suryakencana ini disebut-sebut sebagai penguasa jin daerah tersebut.
Kismis (kisah misteri):
TRANSPORTASI
Jakarta-Bogor-Cibodas dengan waktu sekitar 2,5 jam (± 100 km)
Bandung-Cipanas-Cibodas dengan waktu 2 jam (± 89 km)
Bogor-Selabintana dengan waktu 2 jam (52 km)

Selasa, 08 September 2015

Daftar Nama Gunung di Indonesia Beserta Letaknya Tempatnya

Daftar Nama Gunung di Indonesia Beserta Letaknya Tempatnya
Daftar Nama Gunung di Indonesia (Update) - Selain dikenal sebagai negara kepulauan, Indonesia juga dikenal dengan Negara yang kaya akan gunung berapi. Hal ini dikarenakan posisi negara Indonesia yang berada pada titik pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia,  Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo Australia. Ketiga lempeng tektonik tersebut bertabrakan dan membuat Negara Indonesia tercabik-cabik dan akhirnya terciptalah rangkaian gunung api aktif Indonesia. 




jalur Resminya Gunung Rinjani Yang Sering Dilewati






Jalur resmi pendakian Gunung Rinjani ini untuk memudahkan para pendaki yang ingin menuju gunung Rinjani di Lombok Nusa Tenggara Barat. Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 mdpl adalah gunung yang selama ini sering menjadi tujuan utama para pendaki lokal maupun internasional karena tingkat keindahannya memang di atas rata - rata dengan adanya Danau Segara Anak di kawasan puncaknya.

Ada beberapa jalur resmi dan utama yang sering di gunakan oleh pendaki Rinjani. Berikut ini jalur - jalurnya.
1. JALUR SENARU
Jalur pendakian Senaru merupakan jalur pendakian paling ramai, hal ini disebabkan selain sebagai jalur wisata treking juga kerap dipergunakan sebagai jalur pendakian oleh masyarakat adat yang akan melakukan ritual adat / keagamaan di puncak Rinjani atau Danau Segara Anak. Pusat Pendakian Terpadu ( Rinjani Trek Centre ) Senaru.
Rute pendakian yaitu Senaru - Pelawangan Senaru - Danau Segara Anak dengan berjalan kaki memakan waktu ± 10 - 12 jam melalui trail wisata yang berada dalam hutan primer dan sepanjang jalan trail telah disediakan sarana peristirahatan pada setiap pos. Dari pintu gerbang Senaru sampai Danau Segara Anak terdapat tiga pos. Sepanjang jalan trail pengunjung dapat menikmati keindahan hutan belantara dan bebatuan yang menakjubkan.
Untuk memperoleh informasi mengenai pendakian Gunung Rinjani telah disediakan Pusat Pendakian Terpadu ( Rinjani Trek Centre ) atas kerjasama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan NZAID ( New Zealand Asistance International Development ), Dari Danau Segara Anak bila anda ingin melanjutkan perjalan ke Puncak Gunung Rnjani anda harus menuju ke pelawangan sembalun yang membutuhkan waktu ± 4 Jam, dari pelawangan sembalun ke Puncak Rinjani membutuhkan waktu 4 - 5 Jam.
Pendakian ke puncak umumnya dilakukan pada pukul 2 dinihari, ini dimaksudkan agar pada pagi harinya dapat menikmati matahari terbit ( Sunrise ) dari Puncak Gunung Rinjani serta dapat menikmati pemandangan seluruh pulau Lombok bahkan pulau Bali apabila cuaca cerah.
- Mataram - Senaru ( ± 3 - 4 Jam Kendaraan Umum )
- Senaru - Danau Segara Anak ( ± 7 - 10 Jam Jalan Kaki )
- Danau Segara Anak - Pelawangan Sembalun ( ± 4 Jam Jalan Kaki )
- Pelawangan Sembalun - Puncak Rinjani ( ± 2 - 3 Jam Jalan Kaki )
Jalur Sembalun merupakan jalur yang ramai dilalui oleh pengunjung terutama oleh para penggemar treking. Rute yang dilalui adalah gerbang sembalun lawang - pelawangan sembalun - puncak rinjani memakan waktu 9 - 10 jam. Jalur ini sangat dramatis dan mengesankan trail wisata yang anda lalui merupakan padang savana dan punggung gunung yang berliku - liku dengan jurang disebelah kiri dan kanan jalur.
Dibandingkan jalur Senaru, jalur pendakian ini tidak terlalu curam, namun karena didominasi oleh padang savana menjadikan perjalanan anda bermandikan peluh oleh teriknya matahari yang menyengat, namun semua itu akan sirna saat anda dibuat terpana oleh indahnya pemandangan padang dan hutan yang luas sepanjang lembah - lembah nan hijau disebelah timur Gunung Rinjani, bahkan mata anda akan dimanjakan oleh indahnya selat Alas dan Pulau Sumbawa di kejauhan.
Setelah tiba di puncak Rinjani anda bisa beristirahat sejenak sembari menikmati panorama alam dan berbangga diri telah menginjakkan kaki disalah satu kaki langit di Indonesia serta menimbulkan rasa kekaguman akan ciptaan Tuhan.
- Mataram - Sembalun ( ± 4 - 5 jam kendaraan umum )
- Sembalun Lawang - Puncak Gunung Rinjani ( ± 7 Jam Jalan Kaki )
- Sembalun Lawang - Danau Segara Anak ( ± 2 - 3 Jam Jalan Kaki )
3. JALUR TOREAN
Sepanjang jalur ini, dari Desa Torean menuju kali Tiu ( batas TNGR ) yang merupakan Pos I pendakian dapat dijumpai ladang, padang pengembalaan, perkebunan dan merupakan kawasan Hutan Produksi. Kemiringan 20 - 45% jarak desa Torean dengan batas TNGR ( Pos I ) ± Km 5,00 Km dengan kemiringan ±10 - 30%.
Flora yang dapat dijumpai yakni: Bajur, Klokos Udang, Rotan Hutan, Bangsal, Lengsir, Jambu, Bunut, Blimbing Hutan, Juwet, Paku - pakuan, Ketimunan, Rajumas, Tapan Dawa. Sedangkan Fauna yang dapat dijumpai yakni: beberapa jenis burung ( perkici, Daweuh, Kecial, Srigunting ).
Jarak dari Pos III Torean menuju ke Plawangan Torean ± 3,50 Km dengan kemiringan ± 30 - 40%, sepanjang perjalanan kita akan berada dalam apitan 2 buah gunung dan kita juga dapat menikmati aliran sungai ( Kokok ) Putih.
- Mataram - Torean ( ± 4 - 5 Jam Kendaraan Umum )
- Torean - Danau Segara Anak ( ± 8 - 9 Jam Jalan Kaki )

Senin, 07 September 2015

DOUBLE S EXPEDITION: Pendakian Sindoro Sumbing (1/2)

Sepasang gunung kokoh berhadapan bagai menara kembar yang terletak di perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Temanggung Jawa Tengah tersebut dikenal dengan nama Gunung Sindoro (Sundoro) dan Gunung Sumbing. Masing-masing memiliki ketinggian 3.153 mdpl dan 3.371 mdpl. Kedua gunung ini hanya dipisahkan jalan raya yang menghubungkan Kota Wonosobo dan Kota Temanggung. Karena itu akses menuju kedua gunung ini sangat mudah, sehingga banyak pendaki memutuskan untuk menaklukkan keduanya sekaligus, yang dikenal sebagai ekspedisi "Double S".

Menurut legenda setempat, kedua gunung ini adalah sepasang suami istri. Gunung Sumbing sebagai suami, dan Gunung Sindoro sebagai istrinya. Asal nama Sindoro pun berasal dan kata Si Ndoro yang berarti si wanita. Di punggung Gunung Sindoro menempel sebuah gunung yang dikenal sebagai Gunung Kembang dan dipercaya sebagai ‘putri’ dari kedua gunung tersebut. Terlepas dari legenda tersebut, memang merupakan sensasi tersendiri jika berhasil menaklukkan keduanya sekaligus. Karena letaknya di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah, maka para pendaki dapat menyaksikan gugusan gunung berapi di Pulau Jawa. Dari puncak Gunung Sindoro maupun Gunung Sumbing dapat disaksikan megahnya Gunung Slamet di arah Barat, Gunung Ciremai di Barat Laut, Gunung Merbabu dan Merapi yang senantiasa mengepulkan asap di sebelah Timur, serta Gunung Lawu di Timur jauh.

Musim pendakian terbuka sepanjang tahun. Paling ramai biasanya berkisar saat liburan di bulan Juli hingga September. Namun pendaki harus ekstra hati-hati pada musim hujan karena di kedua gunung tersebut sering tenjadi badai angin, terutama di Gunung Sumbing. Ada waktu-waktu tertentu ketika kedua gunung tersebut ramai didaki. Gunung Sindoro ramai didaki pada 1 Suro dalam kalender Jawa, sedangkan gunung Sumbing biasanya ramai dipadati pendaki pada 21 Ramadhan kalender Islam. Menurut warga lokal, hal ini telah menjadi ritual adat turun temurun.
HOW TO GET THERE
Bagi yang berasal dari Jakarta, dapat menggunakan bus dengan tujuan Temanggung atau Wonosobo. Kemudian dilanjutkan naik bus kecil jurusan Wonosobo-Temanggung-Magelang. Bagi yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi, akan lebih mudah. Tinggal mengikuti petunjuk jalan yang ada. Namun harus memperhatikan stamina, karena pendakian kedua gunung ini akan menguras tenaga. Untuk menjaga stamina, sebaiknya menyiapkan waktu lebih lama untuk me-recharge tenaga. Kita bisa menyewa penginapan di kota atau memutuskan langsung menginap di basecamp. Semua tergantung pilihan dan kondisi keuangan yang ada.
kunjyngi juga

GUNUNG SINDORO

Untuk mendaki Gunung Sindoro pertama-tama kita harus melapor ke basecamp di Desa Kledung, di sisi kiri jalan dari arah Wonosobo. Kledung terkenal dengan perkebunan tembakaunya. Saat musim panen, hampir di setiap teras rumah terdapat daun tembakau yang sedang dikeringkan. Air adalah hal yang sangat vital dalam pendakian Sindoro, karena tiadanya sumber mata air hingga ke puncak. Sangat disarankan untuk menyetok persediaan air sebanyak mungkin dari basecamp. Trik lain untuk menghemat air adalah berjalan pada malam hari, sebab Gunung Sindoro terkenal gersang, ditambah dengan trek ladang tembakau yang tidak terlindung pohon.

Dari ujung perkebunan warga menuju Pos I vegetasi berupa semak, namun jalur masih terbilang landai dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Jika melakukan pendakian malam hari, jalur dari Pos I ke Pos II sering menyesatkan, karena terdapat persimpangan (yang benar adalah jika menemui jalur yang sedikit menurun, tapi tak lama kemudian menanjak kembali). Perjalanan dari Pos I ke Pos II sekitar 1,5 jam. Perjalanan baru mulai terasa mendaki selepas Pos II. Vegetasi cemara dan kaliandra mulai mendominasi. Di jalur ini, ada sebuah batu besar seperti tembok, tanda dimulainya trek batu yang sangat terjal dan menguras tenaga. Pos III berupa lapangan sangat luas, bisa menampung banyak tenda. Tapi keadaannya yang terbuka membuat angin terasa sangat kencang. Tidak mustahil tenda bisa terbang jika kosong dan tidak dipancang dengan kuat. Biasanya pendaki meninggalkan peralatan dan tenda mereka di pos ini (sebagal checkpoint) dan mendaki ke puncak hanya membawa peralatan pribadi, air, dan makanan kecil. Hal ini dilakukan untuk menghemat tenaga dan waktu.

Dari Pos III, vegetasi hutan kaliandra (lamtoro gunung) mendominasi kembali. Konon, dulu dari Pos III adalah pintu masuk Hutan Raya Sindoro. Puncak Gunung Sumbing di seberang terlihat sangat jelas dari Pos III. Puncak Sindoro sendiri tidak terlihat, hanya puncak bayangan yang terlihat. Kering, gersang, dan berbatu. Seperti itulah gambaran jalur pendakian menuju puncak pada umumnya. Trek hutan kaliandra sangat singkat, kemudian vegetasi hanya berupa perdu. Keadaan jalur lumayan terjal, tetapi masih ada landainya sesekali. Dari sini jangan tertipu dengan puncak yang ada di depan mata, itu adalah puncak bayangan. Terhitung ada tiga puncak bayangan di Gunung Sindoro ini. Setelah melewati dua puncak bayangan, kita akan menemui vegetasi Perdu Edelweiss, yang biasa tumbuh di ketinggian 2.000 meter. Dari padang Edelweiss, puncak tidaklah jauh.

Ketika sampai di Puncak Sindoro, yang pertama terlihat pastilah kawah mati. Kaldera Sindoro terbilang kecil, hanya butuh kurang dari setengah jam untuk berjalan mengitarinya dan tidak terlalu dalam sehingga dapat dituruni. Di musim hujan, kawah dipenuhi air bagai kolam renang yang airnya dapat diminum (tidak mengandung belerang). Di kawah ini banyak batu yang disusun nama-nama orang yang sudah sampai di puncak. Di sebelah utara kawah, terdapat sebuah dataran berpasir seluas dua kali lapangan bola yang dinamakan "Segoro Wedi". Bisa saja dipakai sebagai tempat menginap, tetapi tidak akan terbayangkan betapa kencang anginnya. Dari puncak, jika langit cerah, kita dapat menyaksikan puncak Sumbing yang memang berhadapan di sebelah selatan. Belum lagi pemandangan di atas awan yang rasanya membuat kaki ini tidak mau turun lagi ke bawah. Rasa lelah pun hilang seketika.

Jalur pendakian gunung Sindoro via Kledung

Jalur pendakian gunung Sindoro via Kledung adala jalur pendakian paling favorit bagi para pendaki. Jalur via Kledung memiliki tingkat kesulitan yang lumayan namun pemandangan yang ada di sepanjang jalur sungguh indah. Jalur Kledung inipun juga jalur yang paling familiar sehingga tingkat keamanannya terjamin selama pendaki tertib peraturan.
Untuk menuju basecamp Kledung kita hanya perlu menuju arah kaki gunung Sindoro arah Wonosobo. Basecamp Kledung letaknya di pinggir jalan besar sehingga tidak sulit untuk ditemukan. Ditambah lagi jalur Kledung Sindoro juga berdekatan dengan jalur Garung Sumbing.

 Tips untuk transportasi: gunakanlah selalu teknologi misal GPS atau maps google. Yang penting kita ketahui dahulu titik kemananya. Hal lain nanti kita bisa bertanya kepada orang di jalan. Bertanya merupakan hal yang efektif.
kunjungi juga;

GOOGLE MAPS PETA GUNUNG SINDORO 

BASECAMP JALUR KLEDUNG
basecamp jalur kledung
Basecamp Kledung terletak di pinggir jalan dan ada pohon besar. Untuk pendaftaran Rp 7.000/orang parkir motor Rp 3.000/orang. Di basecamp yang kita lakukan adalah melakukan persiapan, pendaftaran anggota. Selain itu kita juga bisa makan dahulu atau tidur di basecamp. Pada jalur Garung ini kita akan menemui jasa ojek hantar sampai Pos I. Biayanya adalah Rp 15.000/orang/motor. Nah, yang mau bisa coba tuh. Setelah persiapan selesai, jangan lupa berdoa terlebih dahulu sebelum mulai mendaki.
PETA PENDAKIAN VIA KLEDUNG
PETA JALUR PENDAKIAN SINDORO VIA KLEDUNG 
 MEMULAI PENDAKIAN
BASECAMP – Pos I (1,5 jam)/ with ojek (20 menit)
Perjalanan dari basecamp menuju Pos 1 kita akan melewati jalan batu rapi dan tertata dengan pemandangan kanan kiri perkebunan. Lalu kita akan masuk ke dalam hutan menuju Pos 1.
jalur perkebunan
Jalur perkebunan

JALUR PENDAKIAN GUNUNG ANDONG




Gunung Andong merupakan gunung yang bertipe perisai dengan ketingggian 1726 Mdpl, Gunung ini secara administratif terletak di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Ngablak dan Kecamatan Grabak. Di kecamatan Ngablak sendiri Gunung Andong dilingkari berbagai desa seperti Desa Girirejo, Desa Madyogondo, Desa Jogoyasan, Desa Pagergunung. Namun jalur pendakian Gunung Andong di buka lewat Desa Girirejo. Jalur pendakian Gunung Andong di desa Girirejo di buka tiga jalur yaitu Kampung Pendem, Kampung Gogik, dan Kampung Sawit. Namun jangan salah para pendaki memilih jalur pendakian. Bagi pendaki yang belum pernah datang ke Gunung Andong jangan kawatir, disini anda akan diberikan penjelasan sedikit bahwasannya jalur pendakian yang paling dekat dengan Gunung Andong adalah lewat Kampung Pendem. Kampung pendem ini diapit Kampung Sawit dan Kampung Gogik. Jadi bagi anda para pendaki yang ingin ke Puncak Gunung Andong lewat jalur utama pendakian Kampung Pendem, Para pendaki harus melewati Kampung Sawit terlebih dahulu kalo dari arah selatan, Harus melewati Kampung Gogik terlebih dahulu kalo dari arah utara. Demikian sedikit informasi..

kunjungi juga;

Sampai Ketemu di Kampung Pendem Girirejo & Salam Pendakian..

Basecamp Andong Jaya(Kampung Pendem Girirejo, Ngablak, Kab.Magelang, Jawa Tengah)

Pendakian Gunung Semeru Mahameru


Pendakian Gunung Semeru Mahameru
Pendakian Gunung Semeru bisa ditempuh dengan rute dan jalur pendakian gunung semeru dari kota Malang – tumpang – ranu pane – ranu kumbolo atau jika melalui rute kota surabaya- cemara lawang probolinggo – ranu pane – ranu kumbolo dan untuk pendakian ke gunung semeru diperlukan waktu sekitar dua sampai empat hari untuk mencapai puncak tertinggi Gunung Semeru Mahameru.

Gunung Semeru menjadi primadona wisata pendakian dan trekking karena selain gunung semeru adalah gunung tertinggi di pulau jawa juga memiliki keindahan alam yang tersebar di sepanjang jalur dan rute perjalanan menuju puncak gunung semeru yang bisa anda nikmati.

Pendakian Gunung Semeru


Rute & Jalur Pendakian Gunung Semeru Mahameru
Rute Pendakian Gunung Semeru dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp.20.000,- hingga Pos Ranu Pani.

Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat izin, dengan perincian, biaya surat izin Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,-
kunjungi jg;
Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,-/tenda dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,-/buah. Di pos ini pun kita dapat mencari porter (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni Ranu Pani (1 ha) dan Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.

Setelah sampai di gapura “selamat datang”, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.

Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.

Setelah berjalan sekitar 5 km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi bunga edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Di sini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.

Di Ranu Kumbolo dapat didirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.

Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.

Selanjutnya memasuki hutan cemara di mana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.

Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.

Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggira