Selasa, 08 September 2015

Daftar Nama Gunung di Indonesia Beserta Letaknya Tempatnya

Daftar Nama Gunung di Indonesia Beserta Letaknya Tempatnya
Daftar Nama Gunung di Indonesia (Update) - Selain dikenal sebagai negara kepulauan, Indonesia juga dikenal dengan Negara yang kaya akan gunung berapi. Hal ini dikarenakan posisi negara Indonesia yang berada pada titik pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia,  Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo Australia. Ketiga lempeng tektonik tersebut bertabrakan dan membuat Negara Indonesia tercabik-cabik dan akhirnya terciptalah rangkaian gunung api aktif Indonesia. 




jalur Resminya Gunung Rinjani Yang Sering Dilewati






Jalur resmi pendakian Gunung Rinjani ini untuk memudahkan para pendaki yang ingin menuju gunung Rinjani di Lombok Nusa Tenggara Barat. Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 mdpl adalah gunung yang selama ini sering menjadi tujuan utama para pendaki lokal maupun internasional karena tingkat keindahannya memang di atas rata - rata dengan adanya Danau Segara Anak di kawasan puncaknya.

Ada beberapa jalur resmi dan utama yang sering di gunakan oleh pendaki Rinjani. Berikut ini jalur - jalurnya.
1. JALUR SENARU
Jalur pendakian Senaru merupakan jalur pendakian paling ramai, hal ini disebabkan selain sebagai jalur wisata treking juga kerap dipergunakan sebagai jalur pendakian oleh masyarakat adat yang akan melakukan ritual adat / keagamaan di puncak Rinjani atau Danau Segara Anak. Pusat Pendakian Terpadu ( Rinjani Trek Centre ) Senaru.
Rute pendakian yaitu Senaru - Pelawangan Senaru - Danau Segara Anak dengan berjalan kaki memakan waktu ± 10 - 12 jam melalui trail wisata yang berada dalam hutan primer dan sepanjang jalan trail telah disediakan sarana peristirahatan pada setiap pos. Dari pintu gerbang Senaru sampai Danau Segara Anak terdapat tiga pos. Sepanjang jalan trail pengunjung dapat menikmati keindahan hutan belantara dan bebatuan yang menakjubkan.
Untuk memperoleh informasi mengenai pendakian Gunung Rinjani telah disediakan Pusat Pendakian Terpadu ( Rinjani Trek Centre ) atas kerjasama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan NZAID ( New Zealand Asistance International Development ), Dari Danau Segara Anak bila anda ingin melanjutkan perjalan ke Puncak Gunung Rnjani anda harus menuju ke pelawangan sembalun yang membutuhkan waktu ± 4 Jam, dari pelawangan sembalun ke Puncak Rinjani membutuhkan waktu 4 - 5 Jam.
Pendakian ke puncak umumnya dilakukan pada pukul 2 dinihari, ini dimaksudkan agar pada pagi harinya dapat menikmati matahari terbit ( Sunrise ) dari Puncak Gunung Rinjani serta dapat menikmati pemandangan seluruh pulau Lombok bahkan pulau Bali apabila cuaca cerah.
- Mataram - Senaru ( ± 3 - 4 Jam Kendaraan Umum )
- Senaru - Danau Segara Anak ( ± 7 - 10 Jam Jalan Kaki )
- Danau Segara Anak - Pelawangan Sembalun ( ± 4 Jam Jalan Kaki )
- Pelawangan Sembalun - Puncak Rinjani ( ± 2 - 3 Jam Jalan Kaki )
Jalur Sembalun merupakan jalur yang ramai dilalui oleh pengunjung terutama oleh para penggemar treking. Rute yang dilalui adalah gerbang sembalun lawang - pelawangan sembalun - puncak rinjani memakan waktu 9 - 10 jam. Jalur ini sangat dramatis dan mengesankan trail wisata yang anda lalui merupakan padang savana dan punggung gunung yang berliku - liku dengan jurang disebelah kiri dan kanan jalur.
Dibandingkan jalur Senaru, jalur pendakian ini tidak terlalu curam, namun karena didominasi oleh padang savana menjadikan perjalanan anda bermandikan peluh oleh teriknya matahari yang menyengat, namun semua itu akan sirna saat anda dibuat terpana oleh indahnya pemandangan padang dan hutan yang luas sepanjang lembah - lembah nan hijau disebelah timur Gunung Rinjani, bahkan mata anda akan dimanjakan oleh indahnya selat Alas dan Pulau Sumbawa di kejauhan.
Setelah tiba di puncak Rinjani anda bisa beristirahat sejenak sembari menikmati panorama alam dan berbangga diri telah menginjakkan kaki disalah satu kaki langit di Indonesia serta menimbulkan rasa kekaguman akan ciptaan Tuhan.
- Mataram - Sembalun ( ± 4 - 5 jam kendaraan umum )
- Sembalun Lawang - Puncak Gunung Rinjani ( ± 7 Jam Jalan Kaki )
- Sembalun Lawang - Danau Segara Anak ( ± 2 - 3 Jam Jalan Kaki )
3. JALUR TOREAN
Sepanjang jalur ini, dari Desa Torean menuju kali Tiu ( batas TNGR ) yang merupakan Pos I pendakian dapat dijumpai ladang, padang pengembalaan, perkebunan dan merupakan kawasan Hutan Produksi. Kemiringan 20 - 45% jarak desa Torean dengan batas TNGR ( Pos I ) ± Km 5,00 Km dengan kemiringan ±10 - 30%.
Flora yang dapat dijumpai yakni: Bajur, Klokos Udang, Rotan Hutan, Bangsal, Lengsir, Jambu, Bunut, Blimbing Hutan, Juwet, Paku - pakuan, Ketimunan, Rajumas, Tapan Dawa. Sedangkan Fauna yang dapat dijumpai yakni: beberapa jenis burung ( perkici, Daweuh, Kecial, Srigunting ).
Jarak dari Pos III Torean menuju ke Plawangan Torean ± 3,50 Km dengan kemiringan ± 30 - 40%, sepanjang perjalanan kita akan berada dalam apitan 2 buah gunung dan kita juga dapat menikmati aliran sungai ( Kokok ) Putih.
- Mataram - Torean ( ± 4 - 5 Jam Kendaraan Umum )
- Torean - Danau Segara Anak ( ± 8 - 9 Jam Jalan Kaki )

Senin, 07 September 2015

DOUBLE S EXPEDITION: Pendakian Sindoro Sumbing (1/2)

Sepasang gunung kokoh berhadapan bagai menara kembar yang terletak di perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Temanggung Jawa Tengah tersebut dikenal dengan nama Gunung Sindoro (Sundoro) dan Gunung Sumbing. Masing-masing memiliki ketinggian 3.153 mdpl dan 3.371 mdpl. Kedua gunung ini hanya dipisahkan jalan raya yang menghubungkan Kota Wonosobo dan Kota Temanggung. Karena itu akses menuju kedua gunung ini sangat mudah, sehingga banyak pendaki memutuskan untuk menaklukkan keduanya sekaligus, yang dikenal sebagai ekspedisi "Double S".

Menurut legenda setempat, kedua gunung ini adalah sepasang suami istri. Gunung Sumbing sebagai suami, dan Gunung Sindoro sebagai istrinya. Asal nama Sindoro pun berasal dan kata Si Ndoro yang berarti si wanita. Di punggung Gunung Sindoro menempel sebuah gunung yang dikenal sebagai Gunung Kembang dan dipercaya sebagai ‘putri’ dari kedua gunung tersebut. Terlepas dari legenda tersebut, memang merupakan sensasi tersendiri jika berhasil menaklukkan keduanya sekaligus. Karena letaknya di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah, maka para pendaki dapat menyaksikan gugusan gunung berapi di Pulau Jawa. Dari puncak Gunung Sindoro maupun Gunung Sumbing dapat disaksikan megahnya Gunung Slamet di arah Barat, Gunung Ciremai di Barat Laut, Gunung Merbabu dan Merapi yang senantiasa mengepulkan asap di sebelah Timur, serta Gunung Lawu di Timur jauh.

Musim pendakian terbuka sepanjang tahun. Paling ramai biasanya berkisar saat liburan di bulan Juli hingga September. Namun pendaki harus ekstra hati-hati pada musim hujan karena di kedua gunung tersebut sering tenjadi badai angin, terutama di Gunung Sumbing. Ada waktu-waktu tertentu ketika kedua gunung tersebut ramai didaki. Gunung Sindoro ramai didaki pada 1 Suro dalam kalender Jawa, sedangkan gunung Sumbing biasanya ramai dipadati pendaki pada 21 Ramadhan kalender Islam. Menurut warga lokal, hal ini telah menjadi ritual adat turun temurun.
HOW TO GET THERE
Bagi yang berasal dari Jakarta, dapat menggunakan bus dengan tujuan Temanggung atau Wonosobo. Kemudian dilanjutkan naik bus kecil jurusan Wonosobo-Temanggung-Magelang. Bagi yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi, akan lebih mudah. Tinggal mengikuti petunjuk jalan yang ada. Namun harus memperhatikan stamina, karena pendakian kedua gunung ini akan menguras tenaga. Untuk menjaga stamina, sebaiknya menyiapkan waktu lebih lama untuk me-recharge tenaga. Kita bisa menyewa penginapan di kota atau memutuskan langsung menginap di basecamp. Semua tergantung pilihan dan kondisi keuangan yang ada.
kunjyngi juga

GUNUNG SINDORO

Untuk mendaki Gunung Sindoro pertama-tama kita harus melapor ke basecamp di Desa Kledung, di sisi kiri jalan dari arah Wonosobo. Kledung terkenal dengan perkebunan tembakaunya. Saat musim panen, hampir di setiap teras rumah terdapat daun tembakau yang sedang dikeringkan. Air adalah hal yang sangat vital dalam pendakian Sindoro, karena tiadanya sumber mata air hingga ke puncak. Sangat disarankan untuk menyetok persediaan air sebanyak mungkin dari basecamp. Trik lain untuk menghemat air adalah berjalan pada malam hari, sebab Gunung Sindoro terkenal gersang, ditambah dengan trek ladang tembakau yang tidak terlindung pohon.

Dari ujung perkebunan warga menuju Pos I vegetasi berupa semak, namun jalur masih terbilang landai dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Jika melakukan pendakian malam hari, jalur dari Pos I ke Pos II sering menyesatkan, karena terdapat persimpangan (yang benar adalah jika menemui jalur yang sedikit menurun, tapi tak lama kemudian menanjak kembali). Perjalanan dari Pos I ke Pos II sekitar 1,5 jam. Perjalanan baru mulai terasa mendaki selepas Pos II. Vegetasi cemara dan kaliandra mulai mendominasi. Di jalur ini, ada sebuah batu besar seperti tembok, tanda dimulainya trek batu yang sangat terjal dan menguras tenaga. Pos III berupa lapangan sangat luas, bisa menampung banyak tenda. Tapi keadaannya yang terbuka membuat angin terasa sangat kencang. Tidak mustahil tenda bisa terbang jika kosong dan tidak dipancang dengan kuat. Biasanya pendaki meninggalkan peralatan dan tenda mereka di pos ini (sebagal checkpoint) dan mendaki ke puncak hanya membawa peralatan pribadi, air, dan makanan kecil. Hal ini dilakukan untuk menghemat tenaga dan waktu.

Dari Pos III, vegetasi hutan kaliandra (lamtoro gunung) mendominasi kembali. Konon, dulu dari Pos III adalah pintu masuk Hutan Raya Sindoro. Puncak Gunung Sumbing di seberang terlihat sangat jelas dari Pos III. Puncak Sindoro sendiri tidak terlihat, hanya puncak bayangan yang terlihat. Kering, gersang, dan berbatu. Seperti itulah gambaran jalur pendakian menuju puncak pada umumnya. Trek hutan kaliandra sangat singkat, kemudian vegetasi hanya berupa perdu. Keadaan jalur lumayan terjal, tetapi masih ada landainya sesekali. Dari sini jangan tertipu dengan puncak yang ada di depan mata, itu adalah puncak bayangan. Terhitung ada tiga puncak bayangan di Gunung Sindoro ini. Setelah melewati dua puncak bayangan, kita akan menemui vegetasi Perdu Edelweiss, yang biasa tumbuh di ketinggian 2.000 meter. Dari padang Edelweiss, puncak tidaklah jauh.

Ketika sampai di Puncak Sindoro, yang pertama terlihat pastilah kawah mati. Kaldera Sindoro terbilang kecil, hanya butuh kurang dari setengah jam untuk berjalan mengitarinya dan tidak terlalu dalam sehingga dapat dituruni. Di musim hujan, kawah dipenuhi air bagai kolam renang yang airnya dapat diminum (tidak mengandung belerang). Di kawah ini banyak batu yang disusun nama-nama orang yang sudah sampai di puncak. Di sebelah utara kawah, terdapat sebuah dataran berpasir seluas dua kali lapangan bola yang dinamakan "Segoro Wedi". Bisa saja dipakai sebagai tempat menginap, tetapi tidak akan terbayangkan betapa kencang anginnya. Dari puncak, jika langit cerah, kita dapat menyaksikan puncak Sumbing yang memang berhadapan di sebelah selatan. Belum lagi pemandangan di atas awan yang rasanya membuat kaki ini tidak mau turun lagi ke bawah. Rasa lelah pun hilang seketika.

Jalur pendakian gunung Sindoro via Kledung

Jalur pendakian gunung Sindoro via Kledung adala jalur pendakian paling favorit bagi para pendaki. Jalur via Kledung memiliki tingkat kesulitan yang lumayan namun pemandangan yang ada di sepanjang jalur sungguh indah. Jalur Kledung inipun juga jalur yang paling familiar sehingga tingkat keamanannya terjamin selama pendaki tertib peraturan.
Untuk menuju basecamp Kledung kita hanya perlu menuju arah kaki gunung Sindoro arah Wonosobo. Basecamp Kledung letaknya di pinggir jalan besar sehingga tidak sulit untuk ditemukan. Ditambah lagi jalur Kledung Sindoro juga berdekatan dengan jalur Garung Sumbing.

 Tips untuk transportasi: gunakanlah selalu teknologi misal GPS atau maps google. Yang penting kita ketahui dahulu titik kemananya. Hal lain nanti kita bisa bertanya kepada orang di jalan. Bertanya merupakan hal yang efektif.
kunjungi juga;

GOOGLE MAPS PETA GUNUNG SINDORO 

BASECAMP JALUR KLEDUNG
basecamp jalur kledung
Basecamp Kledung terletak di pinggir jalan dan ada pohon besar. Untuk pendaftaran Rp 7.000/orang parkir motor Rp 3.000/orang. Di basecamp yang kita lakukan adalah melakukan persiapan, pendaftaran anggota. Selain itu kita juga bisa makan dahulu atau tidur di basecamp. Pada jalur Garung ini kita akan menemui jasa ojek hantar sampai Pos I. Biayanya adalah Rp 15.000/orang/motor. Nah, yang mau bisa coba tuh. Setelah persiapan selesai, jangan lupa berdoa terlebih dahulu sebelum mulai mendaki.
PETA PENDAKIAN VIA KLEDUNG
PETA JALUR PENDAKIAN SINDORO VIA KLEDUNG 
 MEMULAI PENDAKIAN
BASECAMP – Pos I (1,5 jam)/ with ojek (20 menit)
Perjalanan dari basecamp menuju Pos 1 kita akan melewati jalan batu rapi dan tertata dengan pemandangan kanan kiri perkebunan. Lalu kita akan masuk ke dalam hutan menuju Pos 1.
jalur perkebunan
Jalur perkebunan

JALUR PENDAKIAN GUNUNG ANDONG




Gunung Andong merupakan gunung yang bertipe perisai dengan ketingggian 1726 Mdpl, Gunung ini secara administratif terletak di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Ngablak dan Kecamatan Grabak. Di kecamatan Ngablak sendiri Gunung Andong dilingkari berbagai desa seperti Desa Girirejo, Desa Madyogondo, Desa Jogoyasan, Desa Pagergunung. Namun jalur pendakian Gunung Andong di buka lewat Desa Girirejo. Jalur pendakian Gunung Andong di desa Girirejo di buka tiga jalur yaitu Kampung Pendem, Kampung Gogik, dan Kampung Sawit. Namun jangan salah para pendaki memilih jalur pendakian. Bagi pendaki yang belum pernah datang ke Gunung Andong jangan kawatir, disini anda akan diberikan penjelasan sedikit bahwasannya jalur pendakian yang paling dekat dengan Gunung Andong adalah lewat Kampung Pendem. Kampung pendem ini diapit Kampung Sawit dan Kampung Gogik. Jadi bagi anda para pendaki yang ingin ke Puncak Gunung Andong lewat jalur utama pendakian Kampung Pendem, Para pendaki harus melewati Kampung Sawit terlebih dahulu kalo dari arah selatan, Harus melewati Kampung Gogik terlebih dahulu kalo dari arah utara. Demikian sedikit informasi..

kunjungi juga;

Sampai Ketemu di Kampung Pendem Girirejo & Salam Pendakian..

Basecamp Andong Jaya(Kampung Pendem Girirejo, Ngablak, Kab.Magelang, Jawa Tengah)

Pendakian Gunung Semeru Mahameru


Pendakian Gunung Semeru Mahameru
Pendakian Gunung Semeru bisa ditempuh dengan rute dan jalur pendakian gunung semeru dari kota Malang – tumpang – ranu pane – ranu kumbolo atau jika melalui rute kota surabaya- cemara lawang probolinggo – ranu pane – ranu kumbolo dan untuk pendakian ke gunung semeru diperlukan waktu sekitar dua sampai empat hari untuk mencapai puncak tertinggi Gunung Semeru Mahameru.

Gunung Semeru menjadi primadona wisata pendakian dan trekking karena selain gunung semeru adalah gunung tertinggi di pulau jawa juga memiliki keindahan alam yang tersebar di sepanjang jalur dan rute perjalanan menuju puncak gunung semeru yang bisa anda nikmati.

Pendakian Gunung Semeru


Rute & Jalur Pendakian Gunung Semeru Mahameru
Rute Pendakian Gunung Semeru dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp.20.000,- hingga Pos Ranu Pani.

Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat izin, dengan perincian, biaya surat izin Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,-
kunjungi jg;
Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,-/tenda dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,-/buah. Di pos ini pun kita dapat mencari porter (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni Ranu Pani (1 ha) dan Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.

Setelah sampai di gapura “selamat datang”, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.

Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.

Setelah berjalan sekitar 5 km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi bunga edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Di sini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.

Di Ranu Kumbolo dapat didirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.

Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.

Selanjutnya memasuki hutan cemara di mana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.

Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.

Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggira

jalur pendakian gunung merbabu


Gunung Merbabu terletak di jawa tengah dengan ketinggian 3.142M dpl pada puncak Kenteng Songo. Gunung Merbabu berasal dari kata "meru" yang berarti gunung dan "babu" yang berarti wanita. Gunung ini dikenal sebagai gunung tidur meskipun sebenarnya memiliki 5 buah kawah: kawah Condrodimuko, kawah Kombang, Kendang, Rebab, dan kawah Sambernyowo.
Terdapat 2 buah puncak yakni puncak Syarif (3119m) dan puncak Kenteng Songo (3142m). Puncak Gn.Merbabu dapat ditempuh dari Cunthel, Thekelan, (Kopeng / Salatiga) Wekas (Kaponan / Magelang) atau dari selo (Boyolali). Perjalanan akan sangat menarik bila Anda berangkat dari jalur Utara (Wekas, Cunthel, Thekelan) turun kembali lewat jalur selatan (Selo).
Pemandangan yang sangat indah dapat disaksikan disepanjang perjalanan tersebut. Banyak terdapat gunung disekitar gunung Merbabu, diantaranya Gn. Merapi, Gn.Telomoyo, Gn.Ungaran. Gunung Merbabu ini membentuk garis deretan gunung berapi ke arah utara Merapi - Merbabu - Telomoyo - Ungaran.
JALUR SELO
Kecamatan Selo masuk wilayah Kabupaten boyolali, Jawa Tengah. Selo berada di tengah-tengah antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Pendaki yang hendak menapaki puncak Gunung Merapi lebih suka mengambil jalur dari Selo ini. Sedangkan Pendaki Gunung Merbabu lebih suka mendaki dari Kopeng dan turun di Selo.

kunjungi juga;
Untuk mendaki ataupun turun gunung Merbabu lewat jalur Selo sebaiknya membawa pemandu atau harus ada pendaki yang pernah melewati jalur ini. Hal ini disebabkan karena banyaknya percabangan yang bisa menyesatkan pendaki. Meskipun nantinya akan sampai di juga perkampungan, namun sulit sekali mencari kendaraan umum dan tidak ada sumber air. Selain itu jalur yang salah akan melintasi sisi jurang terjal yang sangat berbahaya.
Untuk menuju ke Selo bisa ditempuh dari Magelang atau dari Boyolali. Namun lebih mudah memperoleh kendaraan umum dari Boyolali. Untuk menuju ke kota Boyolali dari Semarang naik bus ke Solo atau sebaliknya dari Solo naik bus jurusan Semarang turun di kota Boyolali. Apabila dari kota Yogyakarta harus naik bus jurusan Solo turun di Kartasura, kemudian ganti bus jurusan Solo Semarang turun di kota Boyolali.
Untuk menuju ke Selo dari kota Boyolali menggunakan bus kecil jurusan Selo. Bus yang langsung ke Selo agak jarang biasanya hanya sampai Pasar Cepogo, dan dari pasar Cepogo ganti lagi bus kecil yang menuju Selo. Dari kota Boyolali bus kecil yang menuju Selo ini tidak parkir di terminal Boyolali. Pendaki harus sedikit berjalan kaki ke Pasar Sapi di mana bus kecil jurusan Cepogo/Selo berhenti mencari penumpang. Di Pasar ini terdapat patung Sapi yang melambangkan industri peternakan sapi yang menjadi andalan pendapatan masyarakat Boyolali.
Air bersih agak sulit di dapat di Selo, penduduk desa Lencoh yang berada di lereng gunung Merapi untuk memperoleh air bersih harus menyalurkan air bersih yang berasal dari gunung Merbabu. Sehingga di Selo jarang terdapat hotel, losmen, atau penginapan. Pendaki biasa menginap di basecamp pendakian Gn. Merapi maupun Gn. Merbabu.
Setelah mendaftar di Kantor Polisi Selo, untuk menuju ke basecamp Gn. Merbabu, dari Selo tepatnya dari kantor Polisi, pendaki harus berjalan kaki menyusuri jalan aspal sekitar 1 jam, cukup jauh dan menanjak sehingga cukup melelahkan. Melintasi perkampungan penduduk dan ladang-ladang yang berada di lereng-lereng terjal. Pendaki bisa menyewa mobil bak sayuran untuk menuju ke basecamp, atau bisa juga naik ojek. Untuk pemanasan pendakian, berjalan kaki bisa menjadi pilihan yang lebih murah. Truk tidak bisa mencapai basecamp karena ada portal dan jalan yang dilalui rawan longsor.
Biasanya pendaki menginap di rumah warga setelah atau sebelum mendaki gunung Merbabu yang juga menjadi basecamp. Rumahnya sangat besar bisa menampung puluhan pendaki yang menginap. Di rumah warga ini pendaki bisa memesan makanan dan minuman, seperti nasi goreng, mie rebus, dan kopi. Stiker kaos dan aneka cendara mata juga bisa di peroleh di basecamp yg berupa rumah-rumah penduduk ini. Hanya terdapat satu buah kamar mandi yang airnya mengalir sangat kecil sehingga apabila ramai pendaki yang menginap, maka harus mengantri lama untuk ke kamar mandi.
Dari basecamp, pendakian diawali dengan melintasi area perkemahan yang sangat luas yang ditumbuh pohon-pohon pinus sehingga cukup rindang dan sejuk di siang hari. Agak landai kemudian mulai memasuki kawasan hutan.
Jalur pendakian masih cukup landai, namun akan banyak dijumpai pertigaan, maupun perempatan jalur yang menuju ke perkampungan penduduk, maupun jalur penduduk mencari kayu bakar dan rumput, untuk itu tetap pilih jalur yang paling lebar. Berjalan sekitar satu jam akan sampai di Mpitian yang berupa perempatan jalur.
Dari Mpitian masih agak landai melintasi hutan akan berjumpa dengan sungai kering yang berisi pasir. Setelah menyeberangi sungai kering jalur mulai agak menanjak namun masih melintasi hutan. Setelah berjalan sekitar satu jam dari sungai kering ini jalur terjal sekali meliuk mendaki bukit dan sampailah kita di tikungan macan.
Di Tikungan Macan ini kita bisa memandang ke bawah ke arah jurang yang masih diselimuti hutan yang lebat. Di tikungan Macan ini pendaki yang turun bisa kesasar karena jalur yang sebenarnya berada disisi samping bukan lurus ke bawah.
Dari Tikungan Macan jalur mulai sedikit terbuka, namun masih melintasi hutan yang sudah tidak terlalu lebat lagi. Jalur mulai menanjak, setengah jam berikutnya jalur mulai agak sulit dan semakin terjal. Sekitar satu jam dari Tikungan Macan pendaki akan sampai di Batu Tulis.
Batu Tulis adalah tempat terbuka yang cukup luas, di tengahnya terdapat sebuah batu yang cukup besar. Pemandangan indah di sekitar Batu Tulis bisa menjadi pengobat lelah. Banyak terdapat Edelweiss yang tumbuh tinggi dan besar sehingga bisa digunakan untuk berteduh. Pendaki yang turun Gn.Merbabu, di Batu Tulis ini terdapat juga jalur alternatif yang kelihatan sangat jelas namun sedikit mendaki bukit. Jalurnya berbahaya melintasi punggungan yang sempit dengan sisi jurang di kira dan kanan, sebaiknya tidak melewati jalur ini, tetaplah mengikuti jalur yang resmi.
Dari Batu Tulis medan mulai terbuka berupa padang rumput yang sangat terjal dan berdebu. Bila di musim hujan jalur ini licin sekali sehingga perlu perjuangan sangat keras untuk merangkak ke bergerak ke atas. Puncak Gunung Merbabu masih belum kelihatan, pendaki masih harus melewati empat buah bukit yang terjal untuk sampai di puncak Gunung Merbabu.
Sekitar 1 jam berjuang melintasi medan yang berat dan terjal pendaki akan sampai di puncak bukit, selanjutnya turun dan landai melintasi padang rumput. Pemandangan sekitar di Padang Rumput ini sangat indah, seperti bukit-bukit Teletubies. Sedikit naik bukit dan kemudian turun lagi pendaki akan sampai di Jemblongan yakni sebuah tempat yang banyak di tumbuhi Edelweiis dalam ukuran besar dan rapat sehingga sehingga membentuk hutan yang rindang.
Pendaki bisa beristirahat sejenak sambil tiduran di bawah rindangnya hutan Edelweiss. Di sini adalah tempat terakhir yang bisa digunakan untuk berteduh dan beristirahat dengan nyaman, karena jalur selanjutnya berupa padang rumput terbuka yang kering dan sangat terjal, berdebu di musim kemarau dan sangat licin di musim hujan.
Dari Jemblongan kembali pendaki harus berjuang untuk mendaki bukit yang terjal, licin dan berdebu. Puncak Gunung Merbabu masih belum kelihatan karena tertutup bukit. Pemandangan alam cukup menghibur, di sisi kiri terdapat Gunung Kenong dan di sisi kanan terdapat gunung Kukusan yang runcing dan terjal.
Setelah berjalan sekitar 1 jam akan tampak puncak Gunung Merbabu. Pemandangan yang sangat indah di depan mata, sekaligus pemandangan yang mencengangkan, karena kita memandang jalur medan terjal yang harus kita tempuh untuk menggapai puncak gunung Merbabu. Berbalik arah pemandangan ke arah Gunung Merapi juga sangat indah sekali. Bila kita berjalan dengan cermat sekitar sekitar 25 meter di sebelah kanan jalur akan kita temukan sebuah batu berlobang yang keramat.
Sekitar 30 menit hingga 1 jam diperlukan perjuangan akhir dengan menapaki jalur padang rumput yang terjal dan berdebu untuk mencapai Puncak tertinggi gunung Merbabu. Setibanya di Puncak Gunung Merbabu, untuk menuju Puncak Kenteng Songo kita berjalan sekitar 10 menit ke arah Timur.
Di Puncak Kenteng Songo terdapat batu berlobang yang dikeramatkan masyarakat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 buah yang hanya bisa dilihat, menurut penglihatan paranormal. Mata biasa hanya melihat 4 buah batu berlobang.
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn. Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn. Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn. Lawu dengan puncaknya yang memanjang.


Mount Merbabu is a dormant stratovolcano in Central Java province on the Indonesian island of Java. The name Merbabu could be loosely translated as 'Mountain of Ash' from the Javanese combined words; Meru means "mountain" and awu or abu means "ash".
The active volcano Mount Merapi is directly adjacent on its south-east side, while the city of Salatiga is located on its northern foothills. A 1,500m high broad saddle lies between Merbabu and Merapi, the site of the village of Selo and highly fertile[citation needed] farming land. There are two peaks; Syarif (3,119 m) and Kenteng Songo (3,145 m). Three U-shaped radial valleys extend from the Kenteng Songo summit in northwesterly, northeastly and southeastly directions.
Two known moderate eruptions occurred in 1560 and 1797. The 1797 event was rated 2: Explosive, on the Volcanic Explosivity Index.An unconfirmed eruption may have occurred in 1570.
Geologically recent eruptions originated from a North Northwest-South Southeast fissure system that cut across the summit and fed the large-volume lava flows from Kopeng and Kajor craters on the northern and southern flanks, respectively.
Merbabu can be climbed from several routes originating from the town of Kopeng on the north east sideside, and also from Selo on the southern side. A climb from Kopeng to Kenteng Songo takes between 8 and 10 hours.
An area of 57 km² at the mountain has been declared a national park in 2004
This is a favorite mountain for local and foreign mountaineers. The average temperature in its top is around 15 grade Celsius during the day, of course in the night, it’s biting cold. The magnificent Merbabu is in the middle of Central Java Province, comes from the word "Meru" means mountain and "Babu" means female or lady.
For years it has been known as a sleeping mountain, but in fact it has 5 calderas, namely:
Condrodimuko, Kombang, Kendang, Rebab & Sambernyowo. Mt. Merbabu last eruption was in 1968 which caused a lot of erosion. Usually it gives a tranquile atmosphere to its green beautiful environment.

FROM SELO
Selo village is situated between Mt. Merbabu & Mt. Merapi.
In Selo, there are some inns.
1. From Pasar (Market) of Selo, walk to the village bordering with the forest.  There is modest bathroom, mosque and a warung (small shop). In the Javanese month of Sapar, there is a ritual ceremony, the villagers give a traditional offering in the spring, as it provided a good life to them.
2. Climbing from this side, the climbers can always see the beautiful view of Mt. Merapi and Mt. Lawu on their back.
From shelter I-Balong, shelter II-Pentur and shelter III. The climbers can walk leisurely under the shadow of big forest trees. The name of Balong according to local legend, is to remember Eyang (grand-pa) Citranala conquered a tiger. In that fight, his cloth was holed by the tigers’ bite (cloth=gombal; hole= bolong; gombal bolong, the abbreviation is Balong)
From shelter IV up to summit, there are savannah and some flowers like a special kind of Edelweiss, named The Snowy Edelweiss. The most Tiring trek is the climbing to this shelter.
The shelter V is the peak of Kentong Songo. The climbing from the south route takes around 6 hours time.
It is advised to the mountaineers, the best way is to climb Mt. Merbabu from the North, Tekelan village and descend in Selo. Afterwards, depends to availability of time and energy, climb over Mount Merapi.
Selo dari Semarang-Solo
1. Bus Jurusan Semarang-Solo turun di kota boyolali.
2. Bus kecil dari Pasar Sapi Boyolali ke Cepogo/Selo.
3. Bus kecil dari Pasar Cepogo ke Selo.
Selo lewat Magelang
1. Bus jur Yogya - Semarang turun di Blabak (sebelum kota Magelang)
2. Angkot ke desa Sawangan disambung mobil bak sayuran ke jurusan Klakah, sambung lagi mobil sayuran ke Selo. Ada juga bus kecil jurusan magelang ke boyolali turun di Selo.
( Tidak disarankan lewat Magelang bila hendak menggunakan kendaraan umum kecuali carter mobil )
Selo dari Yogya-Solo
1. Bus jurusan Yogya-Solo turun di kota Kartasura.
2. Bus jurusan Solo-Semarang turun di terminal Boyolali.
3. Bus Kecil dari Pasar Sapi Boyolali ke Cepogo/Selo
4. Bus kecil dari Pasar Cepogo ke Selo.
Kecamatab Selo merupakan salah satu Kecamatan di Kab. Boyolali, letaknya diantara gunung Merapi dan Merbabu dengan ketinggian  1300-1500 m di atas permukaan laut menjadikan daerah ini dingin dan memiliki pemandangan yang indah. Wilayah seluas 11766,4 ha berupa hutan lindung sehingga menopang objek wisata kawasan Selo.
Di Kawasan Selo terdapat  objek-objek wisata dan budaya yang merupakan peninggalan jaman kerajaan Mataram, Belanda maupun Jepang yakni
  • Goa Raja,
  • Goa Jepang,
  • Petilasan Kebo Kanigoro,
  • Makam ki Hajar Saloka,
  • Hutan Lindung Genting,
  • Theater New Selo
  • Watu Gubug
  • Puncak Syarief
  • Kenteng Songo
  • Petilasan Kebo Kanigoro,
  • Makam ki Hajar Saloka

JALUR PENDAKIAN GUNUNG SLAMET

Jalur pendakian gunung Slamet via Bambangan adalah jalur utama yang paling dipilih dan direkomendasikan oleh para pendaki. Jalur Bambangan terletak di Dukuh Bambangan Desa Kutabaawa Kecamatan Karangreja, kabupaten Purbalingga. Bambangan memiliki alam yang subur karena berada di kaki gunung Slamet.
google maps gunung slamet
TRANSPORTASI
JALUR 1 :
Purwokerto – Purbalingga – Serayu ( Kendaraan Bus)
Serayu – Kutabawa (Kendaraan Angkudes)
Kutabawa – Bambangan (Kendaraan Pick Up)



JALUR 2 :
Purwokerto – Purbalingga – Serayu (Kendaraan Bus)
Bobotsari – Karangreja – Gua Lawa – Kutabawa (Kendaraan Bus)
Kutabawa – Bambangan (Kendaraan Pick Up)
BASECAMP
PETA JALUR PENDAKIAN VIA BAMBANGAN
PETA JALUR PENDAKIAN GUNUNG SLAMET VIA BAMBANGAN

MEMULAI PENDAKIAN
BASECAMP – POS I Pondok Gembirung (1jam)
Dari basecamp kita akan berjalan melewati pondok pemuda atau gapura “Pendakian Bambangan”.
Gapura Pendakian Bambangan

Pos 1
POS I – POS II Pondok Walang (1,5jam)
Trek agak menanjak dan lebih berat dari sebelumnya.
Pos 2
POS II – POS III Pondok Cemara (1jam)
Pos 3
POS III – POS IV Pondok Samaranthu (1jam)
Trek masih dalam suasana hutan. Di Pos 4 konon dikatakan sebagai pos angker. Dari namanya “Samaranthu” alias hantu tak terlihat. Mitos
Pos 4
POS IV – POS V Samyang Rangkah (30 menit)
Di Pos 4 kita bisa menemukan sumber air jika musim hujan saja. Di Pos 5 kebanyakan dijadikan sebagai tempat mendirikan tenda oleh para pendaki. Namun ada juga yang lebih memilih pos selanjutnya, karena jaraknya tidak jauh lagi.
Pos 5

Sumber Air
POS V – POS VI Samyang Jampang (30 menit)
Pos 6
POS VI – POS VII Samyang Kendil (30 menit)
Di Pos 7 ini tempat yang menjadi favotir untuk mendirikan tenda dan bermalam. Di Pos 7 ada sebuah shelter yang bisa kita dirikan tenda di dalamnya. Jarak Pos 7 sudah tidak jauh lagi dengan puncak Slamet.
Pos 7
POS VII – POS VIII – Puncak Slamet/ Bibir Kawah (2jam)
Trek selanjutnya kita akan melewati jalur yang lebih berat. Di jalur ini kita akan keluar dari hutan menuju lahan terbuka.
Keluar dari vegetasi

jalur menuju puncak
Memutar puncak bibir kawah (30 menit)

Kita kalkulasikan:
BASECAMP – POS I Pondok Gembirung (1jam)
POS I – POS II Pondok Walang (1,5jam)
POS II – POS III Pondok Cemara (1jam)
POS III – POS IV Pondok Samaranthu (1jam)
POS IV – POS V Samyang Rangkah (30 menit)
POS V – POS VI Samyang Jampang (30 menit)
POS VI – POS VII Samyang Kendil (30 menit)
POS VII – POS VIII – Puncak Slamet/ Bibir Kawah (2jam)
Memutar puncak bibir kawah (30 menit)
TOTAL = 8,5 jam. Untuk turun kita bisa potong 30-40% waktu perjalanan naik kira-kira menjadi 5-6jam.
TIPS PENDAKIAN
  1. Pilihlah hari yang bagus untuk mendaki, usahakan jangan waktu hujan
  2. Latihan fisik seminggu sebelum hari H
  3. Persiapkan tim dan perlengkapan yang akan dibawa . Jangan lupa bawa sesuatu misal benda kesayangan atau tulisan untuk seseorang supaya bisa foto bareng saat di puncak
  4. Tim yang solid adalah 5-8 orang. Jika sedikit usahakan 3 orang (1 orang harus sudah pernah naik gunung)
  5. Jangan sepelekan keselamatan. Pakai sandal atau sepatu gunung dan jaket gunung. Bawa makanan dan air secukupnya jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak. Yang paling penting jangan melanggar peraturan dan jangan buang sampah di gunung
  6. Untuk pendakian Slamet kita bisa naik pagi atau malam. Jika pagi bagusnya pukul 10-13. Jika malam 6-7
  7. Dirikan tenda di tempat yang datar dan usahakan diselimuti pohon atau semak supaya tidak terkena angin gunung langsung
  8. Jika ada anggota kelompok yang tidak bisa melanjutkan perjalanan sebaiknya ditemani. Atau jika sakit parah langsung beritahu dengan kelompok lain.
INFORMASI GUNUNG SLAMET
Nama: Gunung Slamet
Ketinggian: 3.428 mdpl
Lokasi: Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang (Jawa Tengah)
Tipe: Gunung berapi stratovolcano
Letusan terakhir: 2014
Kondisi: udara dingin, kabut, hutan, trek batu, puncak berpasir, kawah berbahaya
Spot alam: perkebunan
Sumber air: Sumur Penganten (jalur Kaliwadas)
Flora: Elang Jawa, Owa Jawa, berbagai macam burung
Fauna: Edelweis,
Hutan: hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montana, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung
Wisata: Baturaden (Purwokerto),pemandian air panas Guci (Tegal)
Jalur pendakian:
  1. Jalur Baturaden (Purwokerto) jalur resmi
  2. Jalur Bambangan (Purbalingga) jalur resmi
  3. Jalur Kaliwadas (Brebes) jalur resmi
  4. Jalur Dukuhliwung (Tegal)
  5. Jalur Guci (Tegal)
  6. Jalur Kaligua (Bumiayu)
  7. kunjungi juga;
  8. puncak lawu
  9. Puncak rinjani
  10. Puncak slamet
  11. Puncak semeru
  12. Puncak bromo
  13. Puncak Merbabu
  14. Puncak Kerinci
Puncak: Puncak Surono
Kawah: Segoro Wedi
View gunung lain dari puncak: G. Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu
Mitos: Ramalan Ki Jayabaya yang mengatakan suatu saat Pulau Jawa akan terbelah dua, Hal tersebut dikaitkan dengan pengandaian gunung Slamet jika meletus hebat.
Kismis (Kisah misteri): Menurut cerita di jalur Guci ada makhluk kerdil yang dulunya adalah seorang pendaki yang tersesat. Pada jalur Bambangan juga banyak ditemukan pos-pos dengan nama seram.